Model Partisipasi Masyarakat dalam Pembagunan Pendidikan

Dr. Lue .MM

Abstract


Abstract

PRAKATA 
 
Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa (Nation Character Building) untuk itu maka pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pembangunan pendidikan. Partisipasi merupakan hal penting dalam penyelenggaraan pembangunan, karena dengan partisipasi masyarakat, bisa menjadi perameter sejauh mana proses keberhasilan pembangunan bisa diwujudkan. Partisipasi dibagi menjadi tiga tahapan : 1). Partisipasi atau keterlibatan dalam proses penentuan arah, 2) Keterlibatan dalam  palaksanaan kegiatan pembangunan, 3).Keterlibatan dalam memetik manfaat secara berkeadilan/ pengawasan dan evaluasi Partisipasi masyarakat dalam pembangunan  pendidikan/ sekolah sangat dibutuhkan, baik dalam perencanaan pengambilan keputusan dilakukan melalui musyawarah. Dengan pendekatan kultural khas Indonesia yang dapat dimasukkan dalam proses eksplorasi kebutuhan dan identifikasi masalah, merupakan bentuk sarana untuk meningkatkan partisipasi dan rasa memiliki atas keputusan dan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam beberapa hal seluruh warga masyarakat tidak mungkin dilibatkan dalam membuat kebijakan. Oleh karenanya musyawarah dilakukan antara pengurus sekolah yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru dan tenaga kependidikan yang terkait, dewan sekolah dan sebagian orangtua/wali murid atau tokoh masyarakat. Hal ini sejalan dengan prinsip pengelolaan pendidikan yang bertumpu pada tri pusat pendidikan yaitu pemerintah, masyarakat dan keluarga.  Secara sinergitas atau perpaduan dalam kerja sama tersebut sejalan dengan teori tindakan sosial Parsons dan teori tindakan rasional Weber, bahwa tindakan yang dilakukan masyarakat adalah cara-cara (means) yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Tindakan sosial dan tindakan rasional berwujud partisipasi masyarakat akan dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma yang ada di masyarakat itu, karena nilai-nilai dan norma itu yang membentuk pola tindakan masyarakat.  Agar kemampuan untuk berpartisipasi dimiliki oleh masyarakat dalam pendidikan tinggi maka sekolah perlu menjadikan masyarakat sebagai patnernya. Akhirnya ucapan terima kasih disampaikan kepada Allah SWT yang telah  memberikan kekuatan kepada penulis dan terima kasih kepada semua pihak yang telah secara langsung maupun tidak langsung telah membantu   dalam menyelesaikan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara Indonesia, khususnya bagi pembangunan pendidikan kedepan, tentunya buku ini masih mengalami kekurangan, akan diperbaiki jika ada perkembangan informasi yang lebih otentik lagi.      
 
                                   

Yogyakarta, Agustus 2016

Penulis

Keywords : model, partisipasi, masyarakat, pendidikanAbstrak

PRAKATA 
 
Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa (Nation Character Building) untuk itu maka pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pembangunan pendidikan. Partisipasi merupakan hal penting dalam penyelenggaraan pembangunan, karena dengan partisipasi masyarakat, bisa menjadi perameter sejauh mana proses keberhasilan pembangunan bisa diwujudkan. Partisipasi dibagi menjadi tiga tahapan : 1). Partisipasi atau keterlibatan dalam proses penentuan arah, 2) Keterlibatan dalam  palaksanaan kegiatan pembangunan, 3).Keterlibatan dalam memetik manfaat secara berkeadilan/ pengawasan dan evaluasi Partisipasi masyarakat dalam pembangunan  pendidikan/ sekolah sangat dibutuhkan, baik dalam perencanaan pengambilan keputusan dilakukan melalui musyawarah. Dengan pendekatan kultural khas Indonesia yang dapat dimasukkan dalam proses eksplorasi kebutuhan dan identifikasi masalah, merupakan bentuk sarana untuk meningkatkan partisipasi dan rasa memiliki atas keputusan dan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam beberapa hal seluruh warga masyarakat tidak mungkin dilibatkan dalam membuat kebijakan. Oleh karenanya musyawarah dilakukan antara pengurus sekolah yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru dan tenaga kependidikan yang terkait, dewan sekolah dan sebagian orangtua/wali murid atau tokoh masyarakat. Hal ini sejalan dengan prinsip pengelolaan pendidikan yang bertumpu pada tri pusat pendidikan yaitu pemerintah, masyarakat dan keluarga.  Secara sinergitas atau perpaduan dalam kerja sama tersebut sejalan dengan teori tindakan sosial Parsons dan teori tindakan rasional Weber, bahwa tindakan yang dilakukan masyarakat adalah cara-cara (means) yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Tindakan sosial dan tindakan rasional berwujud partisipasi masyarakat akan dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma yang ada di masyarakat itu, karena nilai-nilai dan norma itu yang membentuk pola tindakan masyarakat.  Agar kemampuan untuk berpartisipasi dimiliki oleh masyarakat dalam pendidikan tinggi maka sekolah perlu menjadikan masyarakat sebagai patnernya. Akhirnya ucapan terima kasih disampaikan kepada Allah SWT yang telah  memberikan kekuatan kepada penulis dan terima kasih kepada semua pihak yang telah secara langsung maupun tidak langsung telah membantu   dalam menyelesaikan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara Indonesia, khususnya bagi pembangunan pendidikan kedepan, tentunya buku ini masih mengalami kekurangan, akan diperbaiki jika ada perkembangan informasi yang lebih otentik lagi.      
 
                                    

Yogyakarta, Agustus 2016

Penulis

Keywords : model, partisipasi, masyarakat, pendidikan

Full Text:

PDF

References


Cetakan Pertama, Agustus 2016; ISBN. 978-979-1131-43-8.

Penerbit: Kaliwangi Offset Yogyakarta


Refbacks

  • There are currently no refbacks.